Minggu, 07 April 2013



BAB II.
KRISTALOGRAFI DAN MONEROLOGI


2.1.             Kristalografi
       Kristalografi adalah sains eksperimental yang bertujuan menentukan susunan atom dalam zat padat. Dulunya istilah ini digunakan untuk studi ilmiah kristal. Kata “kristalografi” sendiripun berasal dari bahasa Yunai, yakni crystallon yang artinya “tetesan dingin/beku”, dengan makna meluas pada semua padatan transparan pada derajat tertentu, dan graphein (menulis). Kristalografi merupakan suatu disiplin ilmu dalam bidang geologi, kimia dan fisika yang mempelajari bentuk fisik kristal. Kristal didefinisikan sebagai benda padat homogen yang memiliki batas bidang muka tertentu dimana keteraturan bidang-bidangnya merupakan ekspresi dari bentuk bangun dalam suatu ion, atom, dan molekul.
       Kristal terbentuk secara alamiah dan mempunyai unsur atom, ion, dan molekul bebas pada proporsi yang dapat terkumpul sehingga membentuk kristal. Dalam proses pembentukan kristal terdapat kecenderungan mengikuti rongga-rongga bawah dari permukaan bumi, sehingga sangat jarang ditemui bentuk kristal alamiah yang sempurna. Dan bahan-bahan pembentuknya dapat berupa hasil dari pelarutan air dan larutan pada permukaan magma maupun relaksasi dalam keadaan padat.
       Substansi kristal yang dihasilkan dari proses relaksasi terdiri dari dua macam, yaitu substansi amori dan substansi kristalin. Kristalin yang bersubstansi amori adalah kristal yang tidak memiliki keteraturan pada konfigurasi atom-atom atau molekul penyusunnya. Sedangkan kristal yang bersubstansi kristalin adalah kristal yang memiliki konfigurasi atom-atom atau molekul teratur.

Beberapa akibat terbentuknya kristal dari proses geologi, berupa :
-       Proses Endogenik, yaitu dimana kristal berasal dari suatu proses kristalisai magma.
-       Proses Eksigenik, yaitu dimana proses kristalin sangat dipengaruhi oleh gaya-gaya asal luar.
-       Proses Tektonik Lempeng, yaitu merupakan suatu proses mineralisasi yang berasosiasi pada jalur magnetik dan zona pelapukan.
Apabila diamati lebih lanjut kita dapat mengetahui kristal berdasarkan bentuknya, maka kristal terbagi menjadi :
a.    Kristal Euhedral adalah kristal yang dicirikan oleh perkembangan muka kristal yang sempurna.
b.    Kristal Subhedral adalah kristal yang dicirikan oleh perkembangan muka kristal yang sebagiannya saja yang sempurna.
c.    Kristal Anhedral adalah kristal yang dicirikan oleh kristal yang tidak memiliki bidang muka kristal.

2.1.1.      Unsur-unsur Simetri Kristal
Unsur-unsur simetri kristal terbagi menjadi :
2.1.1.1.Pusat Simetri Kristal
Suatu kristal dapat dikatakan mempunyai titik atau pusat simetri apabila setiap garis yang ditarik dari tiap titik pada permukaan kristal selalu melalui pusat-pusat kristal, sehingga menghasilkan titik-titik yang berlawanan arah dengan jarak yang sama atau pusat simetri merupakan titik khayal didalam kristal sebagai tempat perpotongan kristal antara sumbu-sumbu yang sama pada posisi yang ada dan berlawanan arah. Dan biasanya pusat simetri dilambangkan dengan notasi (c) atau (i)
2.1.1.2.Bidang Simetri Kristal
Bidang simetri atau cermin ini merupakan suatu bidang imaginer atau bisa juga dibilang bidang khayal yang memisahkan dua bidang yang mempunyai bentuk muka yang sama dalam ukuran dan bentuk pada arah yang berlawanan. Bidang simetri tersebut merupakan suatu bidang pencerminan (m) antara kristal yang lainnya
2.1.1.3.Sumbu Simetri Kristal
Sumbu simetri adalah garis khayal, yaitu dimana kristal dapat berotasi dan juga disebut sebagai sumbu lipat serta dapat menunjukkan paling banyak dari kenampakan kristal atau merupakan garis khayal pada kristal yang jika diputar 1 kali pemutaran penuh (360) melalui garis khayal sebagai porosnya maka akan menghasilkan kenampakan yang sama. Adapun jenis-jenis sumbu simetri antara lain :
-  Sumbu Utama yaitu mempengaruhi pada penentuan sistem kristal pada sumbu a, sumbu b, dan sumbu c.
-  Sumbu Miring yaitu tidak mempengaruhi didalam penentuan sistem kristal :
a.    Sumbu Diagonal yaitu sumbu yang mana menghubungkan susut-sudut kristal dan biasanya terletak diantara sumbu a, sumbu b, dan sumbu c.
b.    Sumbu Oblique yaitu sumbu miring selain sumbu diagonal.
-   Sudut antara sumbu utama yang besarnya dapat menentukan dalam penentuan sistem kristal dimana sistem-sistem sudut tersebut adalah sudut antara sumbu b dan sumbu c, sudut antara sumbu a dan sumbu c, dan sudut antara sumbu a dan sumbu b.
-   Sumbu Rotasi yaitu sumbu simetri yang jika diputar akan menunjukkan kenampakan suatu kombinasi inversi atau pembalikan pada belahan kristal tersebut.
-   Sumbu Rotasi Inversi yaitu suatu sumbun simetri yang dapat menunjukkan kenampakan suatu inversi atau pembalikan pada sisi lain.
-   Screw Axis yaitu sumbu simetrinya sebagai bentuk kombinasi antara pemutaran dan pergeseran translasi dimana selama pemutaran dan pergeseran menunjukkan penampakan ulang.
-   Axial Ratio yaitu meruapakan perbandingan antara panjang sumbu-sumbu a, b,c, dan d.

2.1.1.4.Zona dan Sumbu Zona
Bidang-bidang kristal yang terletak pada sedemikian rupa sehingga garis-garis potong saling sejajar satu sama lain dan sumbu zona adalah garis nyata yang sejajar dengan garis potong nya terletak, pada tengah-tengahnya.
2.1.2.      Indiscee dan Parameter
Dalam pengertian Indices yaitu suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan kedudukan, posisi dari bidang muka kristal.Sedangkan pengertian dari parameter yaitu merupakan perbandingan bagian panjang antara sumbu simetri kristal yang terpotong oleh perpanjangan, dari bidang muka kristal tersebut
2.1.2.1.Indiscess Weiss
Dalam menyatakan indeks bidang muka kristal ini, weiss mendasarkan pada parameter ini, dari bidang muka kristal yang mempunyai panjang pemotongan secara sebenarnya terhadap sumbu-sumbu simetri utama, sehingga bidang muka kristal perpanjangannya ini tidak memotong sumbu, dengan notasi tidak terhingga. ( ~ ).
-  Tetapkan letak sumbu-sumbu simetri utama.
-  Tetapkan bidang muka kristal yang dimaksud.
-  Cari parameter perpotongannya.
Tentukan nilai indeks weiss bidang dari muka pada kristal.
Sumbu a terpotong sehingga parameter perpotongan dituliskan:
-  1 a  :~c atau ; a ; b ; c = 1 :~:~
Apabila muka bidang kristal memotong sumbu yang negatif, maka tanda negatif  “-“ hendaknya dituliskan dibagian atas indeks.
2.1.2.2.Indiscess Miller
Dalam menyatakan indeks bidang muka Kristal Miller telah mengupayakan untuk menghilangkan notasi tak terhingga  ( ~ ) pada bagian parameter perpotongan yang sejajar sumbu-sumbu simetri utama dengan membalikkan proporsi kepada parameter perpotongan yaitu dengan menempatkannya pembilang menjadi penyebut dan sebaliknya bila ada angka pecahan dibulatkan.
Contoh sebagai berikut :
Suatu bilangan kristal memotong  OA : OB : OC  dengan perbandingan panjang 0,8 : 1,5 : 0,5 cm dianggap sebagai satuan ukur, maka harus dibulatkan menjadi 1 : 2 : 1 .
Sehingga Indices Millernya menjadi nilai ( 121 ) bidang D hanya memotong sumbu c dan sejajar dengan sumbu a dan b, maka Indices Weiss = 1 dan pada Indices Miller hal ini tidak menunjukkan ada posisi dari bidang dimuka kristal. Agar notasi menghilang dari tak terhingga harus dikembalikan pada Indices Miller dengan suatu “ Reciprocals “, menjaadi = 0 0 1 .
Intercept
Reciprocals
Indices
1  2  1
1/1  1/2  1/1...x2
2  1  2
~  ~  2
1/0  1/0  1/2...x2
0  0  1
6  4  ~
1/6  ¼  1/0...x12
2  3  0
Tabel 2. Repciprocals oleh Miller
Cara menentukan Indices Miller :
- Cari parameter perpotongannya.
- Buat proporsi parameter dari perpotongan sebenarnya.
- Buat proporsi perpotongan Miller dengan cara menempatkan pembilang menjadi penyebut dan sebaliknya dari propersi parameter dan yang sebenarnya.
- Bulatkan jika terdapat angka pecahan.
- Tentukan nilai Indeks Miller bidang dimuka yang dimaksud dengan cara menuliskan secara berurutan proporsi Miller dalam tanda kurung yaitu (a b c)
2.1.3.      Identifikasi dan Kelas Kristal
Cara mengindentifikasi suatu kristal telah bnyak dirumuskan oleh para ahli, namun secara umum hanya notasi Herman Manguin yang sering dan dipakai untuk identifikasi kristal.
2.1.3.1.Identifikasi Sistem Kristal
Faktor utama yang mempengaruhi dasar didalam pengidentifikasian sistem kristal ini adalah konstanta kristalografi dari kristal yang akan diidentifikasi.
Langkah-langkah dalam penentuan adanya identifikasi kristal adalah :
-  Ambil sampel kristal yang akan dicoba diidentifikasi.
-  Perkiraan letak sumbu-sumbu simetri utama.
-  Tentukan konstanta kristalografi.
-  Kelompokan kristal tersebut dalam sistem dan konstantanya.

2.1.3.2.Identifikasi Kelas Kristal
Cara mengidentifikasi suatu kristal telah banyak dirumuskan oleh para ahli, antara lain oleh schoenflies, shuvbnihev, maupun juga oleh ahli Herman Manguin yang lebih umum digunakan dalam praktikum notasi dari Hermn Manguin adalah :
- Notasi penulisan simetri yang dilakukan oleh Herman Manguin dalam penelitian dikristalnya notasi ini dituliskan secara beruntun dalam penulisannya.



2.1.4.      Teknik Penggambaran
  Faktor utama yang sangat menentukan dalam teknik penggambaran dari unsur-unsur simetri yang dimiliki olah kristal dengan memperhatikan suatu konstanta penggambaran yang sudah ditetapkan.
2.1.4.1.Teknik Penggambaran Dalam Dua Dimensi
Jika ingin mengamati objek dari tiga dimensi menjadi dua dimensi yaitu dengan cara proyeksi kristalografi, dan disuatu prinsip dari proyeksi kristal adalah penggambaran kembali dari setiap bidang dimana suatu kristal menjadi suatu titik tertentu, dengan cara dan menentukan posisi dengan menarik garis tegak lurus atau garis normal dari suatu pusat kristal terhadap muka kristalnya, sehingga memotong dari bidang proyeksi. Dalam hal ini, kristal ditempatkan pusat bola.
Proyeksi ini terbagi menjadi :
-  Proyeksi Bola
-  Proyeksi Stereografi
-  Proyeksi Gnomonik
-  Proyeksi Ortografi

2.1.4.2.Teknik Penggambaran Tiga Dimensi
Penggambaran tiga dimensi dengan menggambarkan diunsur-unsur simetri kristal dalam bentuk tiga dimensi, dengan memperhatikan sudut gambar baik horizontal maupun pertikal.




2.2.            Minerologi
Mineralogi ialah ilmu bumi yang berfokus pada sifat kimia, struktur kristal, dan fisika dari mineral. Studi ini juga mencakup proses pembentukan dan perubahan mineral. Mineralogi merupakan suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatunya tentang mineral. Mulai dari pembagian atau penggolongan mineral, pengenalan sifat-sifat mineral, pendeskripsian mineral dan semua hal yang ada kaitannya dengan mineral.
Bebatuan yang sering kita temukan di sekitar lingkungan kita merupakan kumpulan mineral yang terbentuk saling mengikat sehingga membentuk bongkahan batu. Mineral merupakan terminologi untuk menyebutkan suatu zat yang terbentuk secara alami, anorganik, mempunyai unsur kimia tertentu dan memiliki sifat-sifat fisis maupun kimiawi. Bintik-bintik berwarna putih, hitam, atau abu-abu pada bentuk luar bebatuan bila diperhatikan tanpa kita sadari sebenarnya merupakan suatu mineral yang mempunyai karateristik yang berbeda-beda. Apabila dipelajari lebih lanjut, pada batuan tersebut terdapat mineral hornblende yang berwarna hitam, mineral kuarsa yang berwarna putih kebening-beningan, mineral plagioklas yang berwarna putih, dan bahkan mungkin dapat ditemukan mineral ortoklas yang berwarna merah jambu. Jumlah mineral di bumi ini sangat banyak dan hampir tak terhitung jumlahnya serta ada ribuan jenis mineral yang berbeda-beda.
Agar dapat mempelajari tentang mineral, tentunya terlebih dahulu mengetahui sifat-sifat yang ada pada mineral tersebut. Beberapa sifat mineral, yaitu sifat fisik secara teoritis dan sifat fisik secara determinasi. Sifat fisik secara teori ini hanya dapat menggambarkan sebagian dari sifat-sifat mineral dan tidak dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan atau membedakan mineral-mineral yang ada, karena hanya terdapat pada sebagian mineral saja.


2.2.1.      Pengertian Mineral
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral adalah suatu zat yang terdapat dalam alam dengan komposisi kimia yang khas dan biasanya mempunyai struktur kristal yang jelas, yang kadang-kadang dapat menjelma dalam bentuk geometris tertentu. Istilah mineral dapat mempunyai bermacam-macam makna; sukar untuk mendefinisikan mineral dan oleh karena itu kebanyakan orang mengatakan, bahwa mineral ialah satu frase yang terdapat dalam alam.
2.2.2.      Kegunaan Mineral
Kegunaan mineral sangat banyak terutama yang berkaitan dengan industri kecil dan industri besar. Dalam laporan ini hanya kegunaan sebagian dari mineral yang ada antara lain :
1.   Talk (HMg(SiO))
Digunakan sebagai alat penyemir dan juga sebagai tepung kosmetik.
2.   Gypsum (CaSO 2HO)
Digunakan sebagai bahan bangunan dan metalogi.
3.   Calsit (CaCO)
Digunakan sebagai bahan bangunan dan alat optik.
4.   Flourit (CaFe)
Digunakan sebagai alat optik dan metalogi.
5.   Argenit (AgS)
Merupakan bahan tambang yang menghasilkan perak.
6.   Quartz (SiO)
Digunakan sebagai alat opik dan industri gelas atau seperti perhiasan.
7.   Silver ( Ag )
Digunakan sebagai bahan konduktor dan panas.
8.   Kaelinite (AlSiOOH)
Digunakan sebagai bahan keramik, bangunan, juga industri kertas.
9.   Diamond ( C )
Digunakan sebagai perhiasan, pemotong kaca, dan mata bor. Umumnya juga terdapat pada batuan ultra basa atau kimberlit sebagai intan primer dan pada endapan sekunder dengan emas, perak, dan korondum.
10.    Bauksit ( AlO(OH )
Digunakan sebagai pembuatan alumunium dan untuk bahan tahan api.
11.    Magnetite (FeO )
Merupakan biji besi yang penting untuk suatu pembuatan baja diSwedia.
12.    Anhidrit (CaSO)
Digunakan sebagai bahan hiasan dan jambangan buat bunga.
13.    Rodonit ( MnSiO3)
Digunakan sebagai bahan hiasan khususnya yang terbuat dari semen.
2.2.3.      Sifat-sifat Fisik Mineral
Dalam segi praktis terutama dalam, kegiatan pendiskripsian mineral. Sifat fisik deskripsi dilabolatorium, adapun beberapa sifat fisiknya :
2.2.3.1.Warna
Warna merupakan sesuatu yang kita tangkap dengan mata apabila mineral terkena oleh cahaya yang dipantulkan oleh mineral itu sendiri. Warna penting untuk membedakan antara warna mineral yang diakibatkan oleh pengotoran dan warna asli yang berasal dari elemen utama mineral itu sendiri. Kebanyakan mineral mempunyai warna yang khusus, misalnya mineral azurit yang berwarna biru atau mineral epidon yang berwarna kuning hijau.
Warna mineral terbagi menjadi 2 macam, yaitusebagai berikut:
1.  Warna Isiokhromatik yaitu apabila suatu mineral mempunyai warna yang selalu tetap, biasanya dapat dijumpai pada mineral-mineral yang tidak bisa di tembus oleh cahaya atau berkilap logam. Contohnya seperti Magnetit, Galena, Pirit, dan Pirolusit.
2.  Warna Allokhromatik yaitu apabila suatu mineral yang warnanya tidak tetap dan tergantung terhadap mineral pengotornya, biasanya dapat dijumpai pada mineral yang tembus oleh cahaya atau berkilap non logam. Contohnya seperti Kuarsa, Gipsum, dan Kalsit
2.2.3.2.Gores
Adalah warna mineral dalam bentuk serbuk diperoleh dengan cara menggoreskan sampel suatu mineral pada porslin putih atau juga dapat diperoleh dengan cara memmbubuk atau mengikir mineral tersebut. Porselin biasanya memiliki kekerasan sekitar 7, karena itu tidak dapat dipergunakan untuk mineral dengan kekerasan yang lebih dari 7.
Contoh :
-  Pyrite warna gores hitam
-  Orthoklas warna gores putih

2.2.3.3.Kilap
Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan luar sebuah mineral dan berhubungan erat dengan sifat pemantulan dan pembiasan. Intensitas kilap tergantung dari indeks bias dari suatu mineral yang apabila semakin besar indeks bias mineralnya maka semakin besar pula jumlah cahaya yang dipantulkannya . Nilai ekonomis dari mineral kadang-kadang ditentukan oleh kilapnya.
Kilap mineral dibagi menjadi :
1.    Kilap Logam ( Metallic Luster )
Mineral-mineral opaque yang memiliki indeks bias sama dengan tiga atau lebih. Contohnya seperti Galena, Native Metal,  Sulfit, dan Pirit
2.    Kilap Non Logam ( Sub Metallic Luster )
Kilap jenis ini terdiri dari :
·      Kilap Kaca (Vitreous Luster)
Apabila terkena cahaya, mineral akan memberikan kesan seperti kaca. Contohnya seperti Kuarsa dan Kalsit.
·      Kilap Intan (Diamond Luster)
Apabila terkena cahaya, mineral akan memberikan kesan cemerlang seperti intan. Contohnya seperti pada Intan.
·      Kilap Sutera (Silky Luster)
Apabila terkena cahaya, mineral akan memberikan kesan sutera dan biasanya terdapat pada mineral yang berserat. Contohnya seperti Asbes, Aktinolit, dan Gipsum.
·      Kilap Damar (Resinous Luster)
Bila terkena cahaya, mineral akan memberikan kesan seperti getah damar atau kekuning-kuningan. Contohnya seperti Spalerit dan Sulfonit.
·      Kilap Mutiara (Pearly Luster)
Apabila terkena cahaya, mineral akan memberikan kesan seperti mutiara atau bagian dalam dari kulit kerang. Contohnya seperti pada Muskovit, Talk, dan Dolomit.
·      Kilap Lemak (Greasy Luster)
Apabila terkena cahaya, mineral akan memberikan kesan seperti sabun. Contohnya seperti pada Serpentinit.
·      Kilap Tanah (Earthy Luster)
Bila terkena cahaya, mineral akan memberikan kesan seperti lempung. Contohnya seperti pada Kaolin, Limonit, dan Pauksit
2.2.3.4.Pecahan
Pecahan adalah suatu kenampakan mineral dalam keadaan pecah, cara mengetahuinya adalah dengan melalui bidang yang tidak rata, tidak halus, tidak licin, dan tidak teratur. Bila tidak membelah secara teratur, maka mineral akan pecah dengan arah yang tidak akan teratur, umumnya tidak mempunyai permukan itu datar.
Fracture dapat dibagi menjadi enam, yaitu :
1.      Concoidal
Pecah mengulit bawang atau memperlihatkan dan gelombang yang melengkung dipermukaan pecahaan seperti kenampakan rumah siput atau pechan botol. Contoh : Kwarsa, Obsidian
2.      Hackly
Permukaan tidak teratur dengan ujung-ujung yang runcing. Contoh : Pecahan besi, emas

3.      Uneven atau Irregular
Permukaan teratur dengan ujung-ujung yang runcing.
Contoh : Pecahan besi, emas
4.      Even
Permukaan yang relatif berauran.
Contoh : Garnet, Kalopirit
5.      Splinter atau Fibrous
Menunjukkan gejala pecahan seperti serat.
Contoh : Asbes, Augit
6.      Earthy
Jika mineral pecah, hancur seperti anah.
Contoh : Talk
2.2.3.5.Belahan
Adalah kemampuan mineral untuk membelah diri sesuai dengan bidang belahnya. Bidang pada belahan umumnya berupa bidang muka datar atau sejajar dengan bidang kristal dan indices itu.
Kualitas belahan debagi menjadi empat, yaitu :
1.     Perfect (Sempurna)
Yaitu pecah sejajar bidang belahnya dengan memperlihankan bidang permukaan yang halus.
2.     Good (baik)
Yaitu lebih mudah pecah menurut bidang belah dibandingkan dengan bidang atau arah lain.
3.     Distinct (berbeda)
Yaitu pecah sesuai bidang belahnya tetapi juga dapat pecah menuru arah lainnya.
4.     Indistinct (sama segala arah)
Yaitu bila bidang belahYaitu belah dan bidang sama mudahnya. Bila bidang belah ini dalam satu mineral, tidak memberikan suatu pola tertentu dengan kata lain mineral tersebut pecah secara tidak dapat tidak beraturan, maka keadaan ini dinyatakan sebagai pecahan.
2.2.3.6.Kekerasan
Adalah ketahanan mineral terhdap goresan benda lain. Dalam mengukur kekerasan dapat digunakan berbagai cara, akan tetapi juga di lapangan cukup diketahuai kekerasan relatifnya. Dalam mineralogi kekerasan relatif akan dapat diterminasikan dengan menggunakan suatu set dan mineral standar yang dikenal dengan nama adalah.
“SKALA MOSH”
Skala kekerasan
Mineral
Rumus kimia
1
Talk
HMg(SiO)
2
Gypsum
CaSO 2HO
3
Calcite
CaCO
4
Flourie
CaFe
5
Apatite
Ca(PO)F
6
Orthoklas
Kal SiO
7
Kwarsa
SiO
8
Topas
AlSiO(F OH)
9
Corundum
AlO
10
Diamond
C
Tabel 2. Skala Mohs
Secara sederhana untuk mengukur kekerasan relatif dapat digunakan :
- Kuku                              = 2,5
- Koin Tembaga                = 3
- Pisau Lipat                     = 5,5
- Kaca                               = 6,5

2.2.3.7.Ketransparanan
Adalah kemampuan suatu subtansi untuk dapat tembus atau dilalui oleh cahaya, didalam tidak ada mineral yang benar-benar tembus oleh cahaya bahkan air yang dianggap sebagai media transparan paling baik ternyata juga membiasakan cahaya yang masuk kedalamnya. Berdasarkan sifanya transparan dapat dibagi menjadi empat, yaitu :
1.        Sectile
       Apabila dapat dirubah bentuknya dipotong atau diiris-iris tipis dengan pisau.
Contoh : Gypsum, Calcorte

2.        Flexible
       Apabila dapat berubah bentuknya dengan pembengkokan tapi tidak dapat kembali seperti semula jika tekanan dihilangkan.
Contoh : Talk
3.        Brittle
       Apabila pecah jika dipukul maupun jika dipotong dengan pisau.
Contoh : Kalsit
4.        Elastis
       Apabila dapat dibentuk atau dibengkokkan akan kembali kebentuk semula, jika gaya yang tadinya diberikan dihilangkan.
Contoh : Mika

2.2.3.8.Ketahanan
Ketahan merupakan sifat suatu mineral  dan terhadap gaya pemukulan,tarikan,pengurusan dan pengirisn maupun pemotongan. Istilah berikut ini dapat dipergunakan untuk itu  menyatakan ketahan  suatu mineral ,yaitu :
1.    Meleable
Apabila mineral dapat ditempa dengan suatu dan cara pemukulan palu tanpa mengalami pecahan.
Contoh : Emas,tembaga,perak.
2.    Ductile
Apabila dapat dirubah bentuknya dengan suatu penekan,khususnya menjadi bentuk suatu itu menyerupai kawat.
Contoh : Native,metals,emas perak.
3.    Sectile
Apabila dipukul pecah dan dapat dipotong atau diiris tipis-tipis dengan pisau.
Contoh : Gypsum,Calcopirit.
4.    Fleksible
Apabila dapat dirubah bentuknya dengan cara pembengkokan tetapi tidak kembali sama kbentuk semula jika tekanan dihilangkan .
Contoh : Talk
5.    Brittle
Apabila pecah atau dipukul maupun dipotong,dengan pisau .
Contoh : Calsite
6.    Elastis
Apabila dapat dibentuk atau dibengkokkan,akan kembali kebentuk semula jika gaya yang tadinya diberi dihilangkan
2.2.3.9.Kemagnetan
Semua mineral sebenarnya dipengaruhi oleh medan magnet bumi . Berdasarkan pengaruh medan magnet tersebut sifat mineral dibedakan menjadi :
1.    Feromagnetik
Mineral yang terpengaruh oleh medan magnet
2.    Faramagnetik
Mineral  yang tidak semua terpengaruh medan magnet
3.    Diamagnetik
Mineral yang menolak medan magnet (Non Logam
2.2.3.10.        Berat jenis
Merupakan angka yang menyatakan berapa kali berat suatu benda jika dibandingkan dengan berat air yang volume bendanya sama dengan volume benda itu.
Berat jenis tidak memiliki satuan dan dapat ditentukan dengan beberapa metode.Cara menentukan berat jenis dengan metode juga, suspensi :
1.    Ambil sampel mineralnya
2.    Masukkan sampel dalam cairan berat yang telah diketahui berat  jenisnya.
3.    Usahakan agar sampel  melayang dalam salah satu cairan berat tersebut, encerkan dahulu larutan tersebut .
4.    Tentukan berat jenis minera dengan cara bahwa sampel yang melayang ,itu mempunyai berat jenis yang sama dengan juga larutannya.
Cairan berat  yang digunakan  untuk sebagai bahan pembanding untuk menentukan berat jenis mineral, antara lain :
1.    Brotoform (CH - Br)                     G = 2,9
2.    Acitylena tetra bromida                  G = 2,96
3.    Methylenalolida (CH I)                G =3,33
4.    Larutan Clarici                                G = 4,2
Pengenceran menggunakan aceton, untuk nomor 1, 2, 3, dan 4 menggunakan air. Secara sederhana berat jenis mineral larut dibagi menjadi empat, yaitu : 
1.    Berat jenis ringan lebih kecil dari 2,5
2.    Berat jenis sedang 2,5 – 3,0
3.    Berat jenis 3,0 – 6,0
4.    Berat jenis sangat berat lebih dari 6
Berat jenis beberapa mineral :
1.      Halit                                   = 2,1 – 2,5
2.      Kwarsa                              = 2,56
3.      Corundum                         = 4,0
4.      Sfalerit                               = 4,0
5.      Pyrite                                 = 5
6.      Gypsum                             = 1,3
7.      Intan                                  = 3,5
8.      Galena                               = 7,5
9.      Cinnabar                            = 8,0
10.  Hematit                              = 5,2

2.2.3.11.        Perawakan
Adalah bentuk kenampakan atau perawakan, dari mineral yang tumbuh baik sebagai individu maupun agregat sebagai penolong pengenal dari mineral :
1.    Perawakan mineral tersendiri
-  Capillary dan Filliform                :  Merambut juga
                                                           membenang
-  Acicular                                       :  Menjarum
-  Bladed                                         :  Melebar, Panjang
-  Tabular                                         :  Memapan, Pipih
-  Lamnular                                     :  Memapan, Berlapis
-  Foliated                                       :  Mendaun
-  Micaceous                                    :  Memika
-  Plumose                                       :  Membulu
-  Stout/Stubby                               :  Mondok dan gemuk
-  Bloky                                           :  Membata
-  Banded                                        :  Memita
-  Columnar                                     :  Meniang gemuk
2.  Perawakan mineral berkelompok
 -   Bladed                                       :  Membilah
 -   Banded                                      :  Memita
 -   Columnar                                   :  Meniang
 -   Fibrous                                       :  Menyerat
 -   Reticulated                                :  Menjaring
 -   Divergent                                   :  Menyebrang
 -   Stellated                                                :  Membintang
 -   Dendritik                                   :  Mendaun Halus
 -   Colloform                                  :  Membulat
3.  Perawakan mineral membulat dipermukaan, atau besarnya bulat-bulat :
-  Reniform                                          :  Mengginjal
-  Mamilary                                          :  Bulat besar
-  Globular                                           :  Membola
-  Granular                                           :  Membutir
-  Pisolitik                                           :  Membutir serupa
                                                                Kacang tanah
-       Amiqdaloidal                                  :  Menggumpal
-       Massive                                           :  Kompak
-       Collite                                             :  Bola kecil
-       Concetris                                         :  Berlapis-lapis

1 komentar:

  1. Where can I go to find the nearest casinos to MGM Grand Las Vegas
    MGM Grand Las Vegas, known in 공주 출장샵 Las Vegas for good reason - the only casino 대전광역 출장샵 in Las Vegas with an 충주 출장마사지 international presence 익산 출장안마 - is a 세종특별자치 출장마사지

    BalasHapus